Senin, 24 April 2017

Tanpa Judul

Seorang pemuda duduk bersandar
Menatap kekosongan langit
Merenung melihat indahnya malam
Berandai mengenai hampa dirinya

Aku? Seorang pemuda yang tak berarti
Dihadapan semua orang tak dianggap
Hanya sebuah titik kecil, kotoran
Ditengah kertas putih yang begitu luas

Semua orang menjadikanku
Bahan sajak ejekan mereka
Syair yang mereka banggakan
Kejelekanku dimata mereka

Apa salahku ini?
Tak berhenti ku memikirkannya
Semua tentang perkara ini
Apa yang telah ku lakukan

Hidup di tengah dunia ini
Entah bagaimana ku bisa dilahirkan di bawah sini
Ya, tak berarti, tak berguna, tak berbentuk
Kehidupanku

Dengan bangga orang-orang berkata
"Lihatlah si potongan sampah itu"
"Tak berupa, tak jelas, tiada arti"
Apa arti hidupku ini?

Apa rupaku? Yang jadi masalah?
Atau kelakuanku? Yang salah?
Sudah kukerahkan semuanya
Apa tak cukup bagi mereka?

Aku muak dengan ejekan mereka
Dengan bunyi syair mereka tentangku
Alunan sajak kejelekanku
Ini puisi tentang diriku

Senin, 17 April 2017

Kehidupan

Tiap hari di hidup ini
Ku buka lembaran baru nan bersih
Menuju anak tangga yang lebih tinggi
Menjadikan hari lebih berarti

Dulu ku hanya seorang bayi
Merengek, menangis, tak mengerti kehidupan
Ku jalani hidup dengan muka berseri
Tanpa menyadari, kehidupan yang kini

Hidup tak semudah yang ku bayangkan dahulu
Tak bisa hanya sekedar menangis dan menangis
Harus bisa mengatasi semua tantangan
Tanpa menyerah, terus mengulang

Hidup ini tak semudah dulu
Banyak hal yang harus dikerjakan
Tak bisa ku santai terlelap tidur
Harus bekerja menjalani hidup

Harus kujalani semua hal ini
Tanpa menengok atau memandang ke belakang
Mengerjakan kehidupan ini
Agar jadi yang lebih baik


Satu saat nanti

Aku dilahirkan dengan tangisan
Dilahirkan dengan perasaan gembira dan senang
Dilahirkan dengan perjuangan yang teramat
Tumuh dalam dunia yang beragam
Namun ku tahu, hidupku tak bertahan selamanya

Suatu saat nanti, di waktu yang tak diketahui
Mungkin ku tak ada lagi disini
Tersisa tulang belulang dikubur
Dan nama diatas ukiran nisan itu

Suatu saat nanti
Mungkin suaraku kan hilang tak kembali
Hanya tinggal kenangan semata
Yang tersisa hanya perkataan ini

Suatu saat nanti
Semua orang akan menatap
Kembalinya aku ke Yang Maha Kuasa
Dan tak tinggalkan cinderamata

Hidup ini tak selamanya
Tak bertahan sampai kesudahannya
Hanya Tuhan yang tahu semua
Sampai waktu kita tiba, kembali ke sana

Apakah yang telah kutinggalkan?
Untuk semua yang tersisa di dunia
Apa yang telah kau lakukan?
Untuk semua yang engkau tinggalkan?