Senin, 29 Mei 2017

Lelah

Telah kucurahkan semua
Pemikiran perasaan
Melalui sajak puisi ini
Lelah sudah diriku ini

Tapi telah berjuta kali ku katakan
Takkan aku berhenti berkarya
Melalui berbagai media
Hingga ku tak bisa nanti

Berbagai hal telah ku kritik
Yang benar, yang salah, yang tidak kutahu
Berbagai hal telah ku lukiskan
Melalui ketikan "keyboard" ini

Jangan bosan wahai kawan
Ketika ku mulai berkata lagi
Tentang beragam macam hal
Dalam ketikan ku ini

Ingat! Ini bukan yang terakhir
Takkan ku berhenti, mungkin hanya sejenak
Perjuangan karya belum berakhir
Hanya terhenti sejenak saja

Pahatan, ukiran, corak

Ukiran elok terukir
Pahatan Indah terpahat
Corak unik tercorak
Terealisasi jadi satu Indonesia

Bosan sudah kalian baca postingan ini
Mengenai indahnya Indonesia
Mengenai moleknya Pancasila
Tapi ku takkan berhenti berkarya
Tentang cinta ini pada Indonesia

Belum habis sudah perkataanku ini
Takkan pernah bisa ku lukiskan
Cintaku terhadap Indonesia
Melalui perkataanku ini

Saatnya kita bergerak
Mencurahkan kecintaan kita
Bukan hanya diam saja
Menghalangi diri dari semua

Ini yang terakhir, aku berjanji
Tapi tak dapat ku bendung lagi
Curahan isi hati ini
Tentang Indonesiaku ini

Bergerak diam?

Aku mungkin hanya seorang muda
Kecil tak berdaya dimata mereka
Hanya bagai sebuah titik kecil
Ditengah kertas putih bersih
Tapi satu hal, tetap ku cinta Indonesia

Beragam ukiran terbentuk di negara kita
Hanya dengan sebuah kata
Sebuah kata beragam makna
Ya, Pancasila

Tapi tak dapat dielakkan
Masih banyak orang tak berpaham
Yang mau "membubarkan" Indonesia
Melucuti Indonesia, membunuh sang garuda

Tidakkah sedih kau lihat?
Ketika muncul propaganda
Paham tak benar, bertentangan
Menghasut semua orang

Kemana kalian? Kemana kita? Kemana aku?
Bergerak? Bergerak katanya?
Hanya bergerak diam saja
Menutup mata, menghindari kenyataan

Tidakkah kau peduli? kalian peduli? kita peduli? aku peduli?
Melihat Pancasila sedang diburu masa
Mari pertahankan Indonesia
Tanam Pancasila sedalam-dalamnya

Aku mungkin hanya seorang muda
Kecil tak berdaya dimata mereka
Hanya bagai sebuah titik kecil
Ditengah kertas putih bersih
Tapi satu hal, tetap ku cinta Indonesia


 


Satu untuk satu














Keberagaman, pluralisme, perbedaan
Bukan pemecah bagi kita
Satu yang telah membangun kita
Pancasila namanya

5 Kalimat dengan sejuta makna
Pertanda adanya kesatuan
Bukan suatu pemecah
Apalagi penimbul kerusuhan

Pancasila....
Paham pemikiran kita
Pondasi, dasar Indonesia
Satu paham untuk kita bersama

Sejuta peristiwa telah terlewat
Untuk menjadikan pancasila
Perbedaan pandangan disatukan
Ke-egoisan telah dibuang

Bangga dengan Pancasila
Satu untuk satu Indonesia
Jangan kau ubah dasar itu
Karena kita adalah satu!

Bhinneka Tunggal Ika!
Berbeda tapi tetap satu
Beragam tapi seragam
Bhineka Tunggal Ika!

Senin, 22 Mei 2017

"Kafir" katanya

Hai gengs, ketemu lagi sama gua Nathan.
Gausah lama-lama lagi, langsung aja kita bahas kasus yang satu ini.





Seperti yang telah kalian lihat di post gua sebelumnya, ada sepenggal puisi kritikan mengenai hukum, mengenai seseorang yang mati tercekam hukum, tak perlu berpikit lama, pasti kalian tahu siapa yang saya maksudkan di post tersebut. Ya, saya membahas mengenai bapak Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering kita ketahui sebagai "ahok" ya seperti yang kalian ketahui, Ahok terjerat kasus penistaan agama, dan sudah divonis 2 tahun penjara.  Ya memang hal ini adalah hal yang mengagetkan. Kalau kalian mau lebih tahu silahkan cek berita berita terkini.

Ya menurut saya, vonis sidang ahok merupakan momen dimana kita dapat melihat betapa buruknya sistem perhukuman di negara kita ini, melalui putusan hakim, mata orang banyak dapat melihat lebih dalam lagi mengenai sistem peradilan di negara kita, ya "hukum sudah mati, hukum tak adil" ya itu yang saya pikirkan, ya tentu saja tak adil, bila kita lihat, ahok adalah seorang yang transparan, seorang yang benar, bila kita bandingkan dengan penjabat yang lain, munkin ia adalah penjabat yang sangat bercahaya dibanding yang lainnya. Oleh karena sebuah ucapan yang "dianggap" dan "di bumbui", ia akhirnya terjatuh dan kalah. Ibarat sudah dikeroyok, banyak yang masih mau membunuhnya. Tidak adilkan? Gimana menurut kalian? Adilkah hal ini? Coba kalian pikirkan dan keluarkan pendapat kalian mengenai hal ini. Gua akan bahas hal ini lagi di post gua selanjutnya.

Senin, 15 Mei 2017

Mati Tercekam Hukum

Kejahatan makin meluas
Menyelimuti kebaikan dunia
Tapi ada satu hal terang masih bersinar,
Walau hanya secercah saja

Tapi apa jadinya?
Ketika hukum tak mendukung
Menutup mata atas kejadian
Ketika ia dikeroyok kejahatan

Hukum katanya
Keadilan dan kesejahteraan
Tapi tak dapat di buktikan
Keadilan mati, kesejahteraan padam

Aku muak dengan hukum
Hanya bisa diam melihat ia
Babak belur di hujani massa
Hampir mati ia dibuatnya

Kemana perginya nilai hukum?
Kemana perginya suara keadilan?
Apa ia terprovokasi?
Oleh sorakan massa putih?

Hukum begitu menakutkan
Hingga ia membunuh kebaikan
Nol keadilan, nol kedamain
Hanya bisa melihat sebelah mata

Tapi tak berhenti begitu saja
Masa baru akan bangkit
Tersadar akan kosongnya hukum

Membela keadilan, membela kebenaran

Senin, 08 Mei 2017

Terang Bulan

Kegelapan perlahan bergerak
Menutupi, menghalangi semua terang
Malam mulai tiba
Perasaan apa ini?

Ketakutan ku rasa mulai menguasai diri
Menghilangkan keyakinan akan munculnya terang
Perlahan terang dilahap
Bahkan yang terkecil sekalipun

Tapi indahnya bulan
Mulai datang ke atas gelap
Mulai memancarkan sinarnya itu
Sinar penolong bagi semuanya

Apa jadinya tanpa bulan?
Bintangpun tak bisa seterang dirinya
Indah dan sangat cantik
Didalam kegelapan mencekam

Andaikan bulan bisa berbicara
'tak usah takut, ada aku"
Ku kan takkan gentar lagi
Menghadapi terowongan kegelapan

Tak dapat ku berhenti kagum
Melihat pekerjaan sang pencipta
Memberi terang didalam malam
Memberi harapan ditengah gelap